Selasa, 13 Desember 2016

Pembuktian Daya Hisap Daun





LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“Pembuktian Daya Hisap Daun”









Oleh :
                                    Nama                          : Siti Rosida
                                    NIM                            : 140210103019
                                    Kelas/Kelompok         : A/1







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
      I.          Judul
Pembuktian Daya Hisap Daun
    II.          Tujuan
Untuk membuktikan bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
  III.          Dasar Teori
Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai bahan immunostimulan yaitu tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina ). Hasil skrining fitokimia daun pacar air membuktikan bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa flavonoida, saponin, steroida, glikosida, kumarin, kuinon, striterpenoid dan fenolik. Dimana senyawa flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri, antiaterosklerotik, imunomodulator, antidiabetes, antiinflamasi dan senyawa saponin berfungsi sebagai membran-permeabilising, bersifat hipokolesterolemik dan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan serta meningkatkan respon makan pada hewan (Pasaribu, 2015).
Selain untuk fotosintesis, fungsi air untuk tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.      Pelarut zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan
b.      Bahan dasar untuk reaksi biokimia
c.      Sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolisme
d.      Menjaga tekanan turgor dinding sel dan agar tidak kekeringan.
e.      Berperan dalam proses transportasi unsur hara dari tanah ke daun.
f.       Mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan
g.      Untuk proses transpirasi (penguapan) dan fotosintesis
Jika kekurangan air, tumbuhan akan layu karena terjadi penurunan tekanan turgor pada sel-selnya. Tetapi, tumbuhan memiliki sistem kendali untuk mengatasi kekurangan air agar tidak terlalu ekstrim. Tumbuhan merespon kekurangan air dengan cara memperlambat laju transpirasi (penguapan). Kekurangan air akan memacu pembentukan dan pembebasan hormon asam absisat (ABA, abscisic acid) dari sel-sel mesofil daun yang menyebabkan stomata tertutup (Artikelensi, 2016).
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik keatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain terang teduhnya cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara dan cukupnya air tanah. Air bergerak secara vertical melalui pembuluh xilem melawan gravitasi. Xilem terdiri dari empat macam sel yaitu trakeid, unsur pembuluh, serat dan parenkim xilem. Trakeid dan unsur pembuluh yang tersusun tegak berperan dalam pengangkutan cairan xilem. Trakeid dan unsur pembuluh adalah sel yang berbentuk panjang tapi trakeid lebih panjang serta lebih sempit daripada unsur pembuluh, keduanya berfungsi sebagai unsur mati artinya sesudah terbentuk dari proses pertumbuhandan diferensiasi sel meristematik, sel itu mati dan protoplasmanya diserap oleh sel lain. Namun sebelum mati terjadi beberapa perubahan pada dindingnya yang penting untuk lalu-lalang air. Salah satu perubahanya adalah terbentuknya dinding sekunder yang sebagian besar terdiri dari selulosa, lignin, dan hemiselulosa yang menutup sebagian besar dinding primer (Dwijoseputro, 1990).
Tanaman yang berada pada daerah yang kondisi tanah kering atau memiliki kelembaban udara rendah akan mengalami transpirasi yang tinggi. Pada daerah ini fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini disebabkan karena air di dalam pembuluh xilem tidak dalam keadaan menerima tekanan, tetapi sebaliknya sedang mengalami tarikan (tension). Jadi air bergerak ke atas karena adanya tarikan akibat terjadinya transpirasi dari daun sehingga menimbulkan daya hisap daun (Lakitan, 2004).
Selama terjadi cekaman kekeringan maka akan menyebabkan terjadinya penurunan laju fotosintesis yang disebabkan oleh penutupan stomata dan terjadinya penurunan transport elektron dan kapasitas fosforilasi didalam kloroplas daun (Purwanto, 2010).
Beberapa faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya hisap daun adalah sebagai berikut:
1.     Tekanan akar, berdasarkan fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam selang itu akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar
2.     Kapilaritas            , merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang semula datar, misalnya di dalam pipa yang kecil, permukaan cairan menjadi naik, karena cairan tersebut ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi
3.     Sel pemompa, pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompa air ke atas, hal ini dibuktikan dengan adanya hasil penelitian, dimana pergerakan vertikal air sebagian besar melalui bagian yang mati dari tanaman (pembuluh xilem dan dinding sel), bukan melalui bagian sel-sel yang hidup
4.     Kohesi, penyerapan vertikal air dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau konsep kohesi yaitu: adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air dalam pembuluh xilem (Gardner, 1991).
Beberapa teori yang menjelaskan kenaikan air dari akar ke daun, yaitu:
1.     Teori Vital
Yaitu perjalanan air yang terjadi akibat pertolongan sel-sel hidup (sel parenkim kayu dan sel jaringan empulur di sekitar xilem
2.     Tekanan Akar
Adanya kemampuan akar untuk memompa air dari akar ke daun
3.     Hukum Kapilaritas
Air naik ke daun di dalam pembuluh xilem (pembuluh kapiler) akibat dari adanya gaya adhesi antara dinding xilem dengan molekul air
4.     Teori Kohesi
Adanya pergantian molekul air oleh molekul air di bawahnya akibat dari molekul air yang meloncat keluar karena transpirasi. Karena molekul air letaknya berderet-deret dari sistem perakaran (Tim Pengampu Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan, 2016: 14).
  IV.          Metode Pengamatan
4.1  Alat dan Bahan
4.1.1   Alat
a.      Photometer
b.     Beaker glass
c.      Stopwatch
4.1.2   Bahan
a.      Tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) beserta daunnya
b.     Air
c.      Vaselin
4.2  Prosedur Kerja








 


























    V.          Hasil Pengamatan
Waktu
Teduh
5 daun
Teduh
7 daun
Teduh
10 daun
Terik
5 daun
Terik
7 daun
Terik
10 daun
5 menit
0,02 ml
0,04 ml
G
0,05 ml
G
0
10 menit
0,03 ml
0,065 ml
A
0,09 ml
A
0
15 menit
0,06 ml
0,08 ml
G
0,11 ml
G
0,01 ml
20 menit
0,075 ml
0,095 ml
A
0,13 ml
A
0,02 ml
25 menit
0,12 ml
0,11 ml
L
0,14 ml
L
0,03 ml

  VI.          Pembahasan
Pada praktikum ini bahan yang digunakan yaitu tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) beserta daunnya, air, dan plastisin. Sedangkan alat yang digunakan yaitu photometer, beaker glass, dan stopwatch. Pada saat pengamatan dilakukan dengan cara, mengisi unit photometer melalui pipa berbentuk Y pada bagian yang berukuran besar hingga seluruh pipa penuh dengan air, lalu menyumbat dengan karet sampai rapat, dan membiarkan ujung yang berkaret tetap terbuka, selanjutnya menutup ujung pipa kapiler dengan jari tangan. Lalu menyiapkan batang tumbuhan dengan ukuran yang sesuai dengan lubang karet, lalu memotong batang didalam air untuk mencegah ruang udara pada pembuluh xylem, kemudian memasukkan ke dalam pipa Y sampai pangkal terendam dalam air. Selanjutnya mencegah terjadinya kebocoran atau penguapan air selain melalui tumbuhan percobaan dengan mengolesi ujung selang karet pipa Y dengan vaselin. Kemudian meletakkan satu unit percobaan di tempat teduh dan satu unit lagi di tempat terang, dan mengamati beberapa jumlah air yang dihisap oleh daun dengan melihat gerakan air dalam pipa kapiler setiap 5 menit selama 25 menit.
Pada kelompok 1 menggunakan perlakuan teduh dengan 5 daun, hasilnya dari menit ke 5 hingga ke 25 berturut turut yaitu 0.02, 0.03, 0.06, 0.075, dan 0.12. Pada kelompok 2 menggunakan perlakuan teduh dengan 7 daun, hasilnya yaitu 0.04, 0.065, 0.08, 0.095, dan 0.11. Pada kelompok 3 menggunakan perlakuan teduh dengan 10 daun gagal, karena mengalami kebocoran pada alat photometer. Pada kelompok 4 menggunakan perlakuan terik dengan 5 daun, hasilnya yaitu 0.05, 0.09, 0.11, 0.13, dan 0.14. Pada kelompk 5 menggunakan perlakuan terik dengan 7 daun gagal, karena mengalami kebocoran pada alat photometer. Dan pada kelompok 6 menggunakan perlakuan terik dengan 10 daun, hasilnya yaitu 0, 0, 0.1, 0.2, dan 0.3.
Proses terjadinya daya hisap daun di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, absorbsi air dan mineral oleh sel-sel akar, transpor air dan mineral ke dalam xilem, tarikan transpirasi, pembukaan dan penutupan stomata, dan tekanan akar. Faktor-faktor tersebut di pengaruhi oleh cahaya matahari, karena semakin sering tumbuhan terpapar sinar matahari maka semakin meningkatkan laju transpirasi, hal tersebut disebabkan oleh semakin banyak stomata yang membuka. Ketika laju transpirasi semakin cepat, maka akan mengakibatkan daya hisap daun semakin cepat pula karena tarikan dari proses transpirasi tersebut. Jadi hasil yang didapatkan pada percobaan ini yaitu pada kelompok 1, 2, dan 4 sesuai dengan pernyataan tersebut, karena laju daya hisap daun pada tempat terik lebih cepat atau lebih tinggi daripada dengan daya hisap daun pada tempat yang teduh. Sedangkan pada kelompok 6 tidak sesuai dengan pernyataan tersebut, karena hasilnya tidak menunjukkan bahwa laju daya hisap daun pada perlakuan tersebut paling tinggi karena pada kelompok 6 ini melakukan perlakuan terik dengan jumlah daun 10. Hal ini terjadi dikarenakan ada dua kemungkinan, yaitu kesalahan dari praktikan atau adanya kesalahan pada alat yang digunakan misalnya tidak layak pakai sehingga mengalami kebocoran.
Banyak jumlah daun yang digunakan juga menentukan laju kecepatan air yang masuk ke dalam tumbuhan. Semakin banyak daun yang digunakan, maka semakin cepat laju gerakkan air dalam xilem yang disebabkan oleh daya hisap daun. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit daun yang digunakan maka semakin lambat laju gerakan air dalam xilem yang disebabkan oleh daya hisap daun. Hal ini berhubungan dengan luas permukaan daun, yaitu semakin banyak daun maka stomata yang ada semakin banyak pula sehingga laju transpirasi dan daya hisap daun semakin cepat. Sedangkan semakin sedikit daun maka stomata yang ada semakin sedikit, maka daya hisap daun semakin lambat.
VII.          Kesimpulan
Air masuk ke dalam tubuh tumbuhan dan dapat naik ke daun disebabkan oleh adanya daya hisap daun. Hal tersebut dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan jumlah daun yan digunakan, selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, absorbsi air dan mineral oleh sel-sel akar, transpor air dan mineral ke dalam xilem, tarikan transpirasi, pembukaan dan penutupan stomata, dan tekanan akar.
VIII.          Saran
Pada saat praktikum mengalami kegagalan, hal tersebut disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam melakukan percobaan. Oleh karena itu, diharapkan untuk praktikum selanjutnya praktikan dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi yang disebabkan oleh praktikan itu sendiri.



























DAFTAR PUSTAKA
Artikelensi. 2016. Fungsi Air Bagi Tumbuhan. (di akses pada tanggal 2 November
Dwidjoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Gardner, F.P., R. E. Pearce., & R. I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta: UI press.
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Pasaribu, Wesly. 2015. Efektivitas Ekstrak Daun Pacar Air (Impatiens balsamina)
Untuk Meningkatkan Respon Imun Non Spesifik Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan. Vol 3: Halaman 83-92
Purwanto. 2010. Kajian Fisiologi Tanaman Kedelai Pada Berbagai Kepadatan
Gulma Teki dalam Kondisi Cekaman Kekeringan. Jurnal Agroland 17 (2):
86.
Tim Pengampu Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. 2016. Buku Petunjuk
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jember: Universitas Jember Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar