LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
TUMBUHAN
“Pembuktian
Daya Hisap Daun”
Oleh :
Nama : Siti Rosida
NIM : 140210103019
Kelas/Kelompok : A/1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I.
Judul
Pembuktian
Daya Hisap Daun
II.
Tujuan
Untuk
membuktikan bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
III.
Dasar
Teori
Salah satu
tumbuhan yang memiliki potensi sebagai bahan immunostimulan yaitu tumbuhan
pacar air (Impatiens balsamina ).
Hasil skrining fitokimia daun pacar air membuktikan bahwa tumbuhan ini
mengandung senyawa flavonoida, saponin, steroida, glikosida, kumarin, kuinon,
striterpenoid dan fenolik. Dimana senyawa flavonoid dapat berfungsi sebagai
antioksidan, antikanker, antibakteri, antiaterosklerotik, imunomodulator,
antidiabetes, antiinflamasi dan senyawa saponin berfungsi sebagai
membran-permeabilising, bersifat hipokolesterolemik dan juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan serta meningkatkan respon makan pada hewan (Pasaribu, 2015).
Selain untuk
fotosintesis, fungsi air untuk tumbuhan adalah sebagai berikut:
a.
Pelarut zat-zat yang diperlukan oleh tumbuhan
b.
Bahan dasar untuk reaksi biokimia
c.
Sebagai medium berlangsungnya reaksi metabolisme
d.
Menjaga tekanan turgor dinding sel dan agar tidak
kekeringan.
e.
Berperan dalam proses transportasi unsur hara dari
tanah ke daun.
f.
Mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian
tumbuhan
g.
Untuk proses transpirasi (penguapan) dan fotosintesis
Jika
kekurangan air, tumbuhan akan layu karena terjadi penurunan tekanan turgor pada
sel-selnya. Tetapi, tumbuhan memiliki sistem kendali untuk mengatasi kekurangan
air agar tidak terlalu ekstrim. Tumbuhan merespon kekurangan air dengan cara
memperlambat laju transpirasi (penguapan). Kekurangan air akan memacu
pembentukan dan pembebasan hormon asam absisat (ABA, abscisic acid) dari
sel-sel mesofil daun yang menyebabkan stomata tertutup (Artikelensi, 2016).
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik
keatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain terang
teduhnya cahaya, banyak sedikitnya daun, kelembaban udara dan cukupnya air
tanah. Air bergerak secara vertical melalui pembuluh xilem melawan gravitasi.
Xilem terdiri dari empat macam sel yaitu trakeid, unsur pembuluh, serat dan
parenkim xilem. Trakeid dan unsur pembuluh yang tersusun tegak berperan dalam
pengangkutan cairan xilem. Trakeid dan unsur pembuluh adalah sel yang berbentuk
panjang tapi trakeid lebih panjang serta lebih sempit daripada unsur pembuluh,
keduanya berfungsi sebagai unsur mati artinya sesudah terbentuk dari proses
pertumbuhandan diferensiasi sel meristematik, sel itu mati dan protoplasmanya
diserap oleh sel lain. Namun sebelum mati terjadi beberapa perubahan pada
dindingnya yang penting untuk lalu-lalang air. Salah satu perubahanya adalah
terbentuknya dinding sekunder yang sebagian besar terdiri dari selulosa,
lignin, dan hemiselulosa yang menutup sebagian besar dinding primer
(Dwijoseputro, 1990).
Tanaman yang berada pada daerah yang kondisi tanah kering atau memiliki
kelembaban udara rendah akan mengalami transpirasi yang tinggi. Pada daerah ini
fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini disebabkan karena air di dalam
pembuluh xilem tidak dalam keadaan menerima tekanan, tetapi sebaliknya sedang
mengalami tarikan (tension). Jadi air bergerak ke atas karena adanya tarikan
akibat terjadinya transpirasi dari daun sehingga menimbulkan daya hisap daun
(Lakitan, 2004).
Selama terjadi cekaman kekeringan maka akan menyebabkan terjadinya
penurunan laju fotosintesis yang disebabkan oleh penutupan stomata dan
terjadinya penurunan transport elektron dan kapasitas fosforilasi didalam
kloroplas daun (Purwanto, 2010).
Beberapa faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya hisap daun
adalah sebagai berikut:
1.
Tekanan akar, berdasarkan fakta bahwa jika batang
tanaman dipotong dan kemudian dihubungkan dengan selang manometer air raksa,
maka air di dalam selang itu akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal
dari akar
2.
Kapilaritas ,
merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat
dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan
yang semula datar, misalnya di dalam pipa yang kecil, permukaan cairan menjadi
naik, karena cairan tersebut ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya
adhesi
3.
Sel pemompa, pergerakan vertikal air dari akar ke daun
adalah karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompa air ke atas,
hal ini dibuktikan dengan adanya hasil penelitian, dimana pergerakan vertikal
air sebagian besar melalui bagian yang mati dari tanaman (pembuluh xilem dan
dinding sel), bukan melalui bagian sel-sel yang hidup
4.
Kohesi, penyerapan vertikal air dalam tanaman dapat dijelaskan
dengan tiga elemen atau konsep kohesi yaitu: adanya perbedaan potensi air
antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi
dinding pembuluh xilem yang mampu mempertahankan molekul air terhadap gravitasi
dan adanya gaya kohesi antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air dalam
pembuluh xilem (Gardner, 1991).
Beberapa teori yang menjelaskan kenaikan air dari akar ke daun, yaitu:
1.
Teori Vital
Yaitu perjalanan air yang terjadi akibat pertolongan
sel-sel hidup (sel parenkim kayu dan sel jaringan empulur di sekitar xilem
2.
Tekanan Akar
Adanya kemampuan akar untuk memompa air dari akar ke
daun
3.
Hukum
Kapilaritas
Air naik ke daun di dalam pembuluh xilem (pembuluh
kapiler) akibat dari adanya gaya adhesi antara dinding xilem dengan molekul air
4.
Teori Kohesi
Adanya pergantian molekul air oleh molekul air di
bawahnya akibat dari molekul air yang meloncat keluar karena transpirasi.
Karena molekul air letaknya berderet-deret dari sistem perakaran (Tim Pengampu
Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan, 2016: 14).
IV.
Metode
Pengamatan
4.1 Alat
dan Bahan
4.1.1 Alat
a. Photometer
b. Beaker
glass
c. Stopwatch
4.1.2 Bahan
a. Tumbuhan
pacar air (Impatiens balsamina)
beserta daunnya
b. Air
c. Vaselin
4.2 Prosedur
Kerja
V.
Hasil
Pengamatan
Waktu
|
Teduh
5
daun
|
Teduh
7
daun
|
Teduh
10
daun
|
Terik
5
daun
|
Terik
7
daun
|
Terik
10
daun
|
5
menit
|
0,02
ml
|
0,04
ml
|
G
|
0,05
ml
|
G
|
0
|
10
menit
|
0,03
ml
|
0,065
ml
|
A
|
0,09
ml
|
A
|
0
|
15
menit
|
0,06
ml
|
0,08
ml
|
G
|
0,11
ml
|
G
|
0,01
ml
|
20
menit
|
0,075
ml
|
0,095
ml
|
A
|
0,13
ml
|
A
|
0,02
ml
|
25
menit
|
0,12
ml
|
0,11
ml
|
L
|
0,14
ml
|
L
|
0,03
ml
|
VI.
Pembahasan
Pada
praktikum ini bahan yang digunakan yaitu tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina) beserta daunnya, air,
dan plastisin. Sedangkan alat yang digunakan yaitu photometer, beaker glass,
dan stopwatch. Pada saat pengamatan dilakukan dengan cara, mengisi unit
photometer melalui pipa berbentuk Y pada bagian yang berukuran besar hingga
seluruh pipa penuh dengan air, lalu menyumbat dengan karet sampai rapat, dan
membiarkan ujung yang berkaret tetap terbuka, selanjutnya menutup ujung pipa
kapiler dengan jari tangan. Lalu menyiapkan batang tumbuhan dengan ukuran yang
sesuai dengan lubang karet, lalu memotong batang didalam air untuk mencegah
ruang udara pada pembuluh xylem, kemudian memasukkan ke dalam pipa Y sampai
pangkal terendam dalam air. Selanjutnya mencegah terjadinya kebocoran atau
penguapan air selain melalui tumbuhan percobaan dengan mengolesi ujung selang karet
pipa Y dengan vaselin. Kemudian meletakkan satu unit percobaan di tempat teduh
dan satu unit lagi di tempat terang, dan mengamati beberapa jumlah air yang
dihisap oleh daun dengan melihat gerakan air dalam pipa kapiler setiap 5 menit
selama 25 menit.
Pada
kelompok 1 menggunakan perlakuan teduh dengan 5 daun, hasilnya dari menit ke 5
hingga ke 25 berturut turut yaitu 0.02, 0.03, 0.06, 0.075, dan 0.12. Pada
kelompok 2 menggunakan perlakuan teduh dengan 7 daun, hasilnya yaitu 0.04,
0.065, 0.08, 0.095, dan 0.11. Pada kelompok 3 menggunakan perlakuan teduh
dengan 10 daun gagal, karena mengalami kebocoran pada alat photometer. Pada
kelompok 4 menggunakan perlakuan terik dengan 5 daun, hasilnya yaitu 0.05,
0.09, 0.11, 0.13, dan 0.14. Pada kelompk 5 menggunakan perlakuan terik dengan 7
daun gagal, karena mengalami kebocoran pada alat photometer. Dan pada kelompok
6 menggunakan perlakuan terik dengan 10 daun, hasilnya yaitu 0, 0, 0.1, 0.2,
dan 0.3.
Proses terjadinya
daya hisap daun di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, absorbsi air dan
mineral oleh sel-sel akar, transpor air dan mineral ke dalam xilem, tarikan
transpirasi, pembukaan dan penutupan stomata, dan tekanan akar. Faktor-faktor
tersebut di pengaruhi oleh cahaya matahari, karena semakin sering tumbuhan terpapar
sinar matahari maka semakin meningkatkan laju transpirasi, hal tersebut
disebabkan oleh semakin banyak stomata yang membuka. Ketika laju transpirasi
semakin cepat, maka akan mengakibatkan daya hisap daun semakin cepat pula
karena tarikan dari proses transpirasi tersebut. Jadi hasil yang didapatkan
pada percobaan ini yaitu pada kelompok 1, 2, dan 4 sesuai dengan pernyataan
tersebut, karena laju daya hisap daun pada tempat terik lebih cepat atau lebih
tinggi daripada dengan daya hisap daun pada tempat yang teduh. Sedangkan pada
kelompok 6 tidak sesuai dengan pernyataan tersebut, karena hasilnya tidak
menunjukkan bahwa laju daya hisap daun pada perlakuan tersebut paling tinggi
karena pada kelompok 6 ini melakukan perlakuan terik dengan jumlah daun 10. Hal
ini terjadi dikarenakan ada dua kemungkinan, yaitu kesalahan dari praktikan
atau adanya kesalahan pada alat yang digunakan misalnya tidak layak pakai
sehingga mengalami kebocoran.
Banyak
jumlah daun yang digunakan juga menentukan laju kecepatan air yang masuk ke
dalam tumbuhan. Semakin banyak daun yang digunakan, maka semakin cepat laju
gerakkan air dalam xilem yang disebabkan oleh daya hisap daun. Begitu pula
sebaliknya, semakin sedikit daun yang digunakan maka semakin lambat laju
gerakan air dalam xilem yang disebabkan oleh daya hisap daun. Hal ini
berhubungan dengan luas permukaan daun, yaitu semakin banyak daun maka stomata
yang ada semakin banyak pula sehingga laju transpirasi dan daya hisap daun
semakin cepat. Sedangkan semakin sedikit daun maka stomata yang ada semakin
sedikit, maka daya hisap daun semakin lambat.
VII.
Kesimpulan
Air
masuk ke dalam tubuh tumbuhan dan dapat naik ke daun disebabkan oleh adanya
daya hisap daun. Hal tersebut dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan jumlah
daun yan digunakan, selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, absorbsi air dan mineral oleh
sel-sel akar, transpor air dan mineral ke dalam xilem, tarikan transpirasi,
pembukaan dan penutupan stomata, dan tekanan akar.
VIII.
Saran
Pada
saat praktikum mengalami kegagalan, hal tersebut disebabkan oleh kesalahan
praktikan dalam melakukan percobaan. Oleh karena itu, diharapkan untuk
praktikum selanjutnya praktikan dapat meminimalisir kesalahan yang terjadi yang
disebabkan oleh praktikan itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Artikelensi.
2016. Fungsi Air Bagi Tumbuhan. (di akses pada tanggal 2 November
Dwidjoseputro, D. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Gramedia.
Gardner, F.P., R. E. Pearce., & R. I. Mitchell.
1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta: UI press.
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Pasaribu, Wesly. 2015.
Efektivitas Ekstrak Daun Pacar Air (Impatiens balsamina)
Untuk Meningkatkan
Respon Imun Non Spesifik Ikan Nila (Oreochromis
niloticus). Jurnal Budidaya Perairan. Vol 3:
Halaman 83-92
Purwanto. 2010. Kajian
Fisiologi Tanaman Kedelai Pada Berbagai Kepadatan
Gulma Teki dalam Kondisi Cekaman Kekeringan. Jurnal Agroland 17 (2):
86.
Tim Pengampu Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan. 2016. Buku
Petunjuk
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jember:
Universitas Jember Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar