LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
TUMBUHAN
Percobaan
Fotosintesis
“Peranan
Gelombang Cahaya Dalam Fotosintesis”
Oleh :
Nama : Siti Rosida
NIM : 140210103019
Kelas/Kelompok : A/1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I.
Judul
Percobaan
Fotosintesis (Peranan Gelombang Cahaya Dalam Fotosintesis)
II.
Tujuan
Mengetahui
peranan cahaya dalam fotosintesis.
III.
Dasar
Teori
Cahaya merupakan sebentuk energi yang dikenal dengan
energi elektromagnetik, selain itu cahaya disebut juga radiasi elektromagnetik.
Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang ritmik. Akan tetapi gelombang
elektromagnetik merupakan gangguan pada medan elektrik (medan listrik) dan
medan magnetik (Campbell, 2010).
Warna
cahaya memiliki rentang panjang gelombang tertentu yang mampu diserap oleh
tanaman. Panjang gelombang cahaya yang diterima oleh tanaman dapat mempengaruhi
proses fotosintesis. Hal ini membuktikan kembali bahwa cahaya spektrum warna yang
paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah cahaya tampak yang
memiliki gelombang terpanjang dan terpendek
(Wahyu, 2015).
Autotrof merupakan organisme
yang mampu menyediakan/ mensintesis makanan sendiri
yang
berupa
bahan
organik dari bahan anorganik dengan
bantuan
energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi
sebagai produsen.
Apabila sumber
energi berasal dari
matahari maka disebut fotoautotrof. Dalam kondisi lingkungan
fotoautotrof,
pertumbuhan dan perkembangan eksplan sangat dipengaruhi
oleh faktor fisik lingkungan seperti
adanya intensitas cahaya, konsentrasi
karbon
dioksida (CO2), kelembaban (kadar air), suhu, kadar
fotosintat (hasil
fotosintesis) dan sebagainya, sehingga proses fotosintesis eksplan
berlangsung optimal sehingga akan menghasilkan gula dan dan oksigen
(Pertamawati, 2010).
Fotosintesis
merupakan suatu proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik dari
karbondioksida dan air. Proses fotosisntesis tersebut akan berlangsung hanya
jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau klorofil yang terletak pada
organel sitoplasma tertentu yang disebut kloroplas. Reaksi fotosintesis yaitu:
CO2
+ H2O + Energi Cahaya (CH2O) + O2
Klorofil
(Handoko,
2013).
Fotosintesis
digerakkan oleh energi matahari (photon). Dari keseluruhan cahaya yang
terpancar, hanya 0,5-3,5 % saja yang diserap daun untuk fotosintesis. Cahaya
matahari ditangkap daun sebagai foton. Sinar radiasi matahari mampu diserap
tanaman hanyalah cahaya tampak dg panjang gelombang 400-700 nm. Cahaya yang
diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan
transpirasi (Lakitan, 2004).
Organ utama
tumbuhan tempat berlangsungnya proses fotosintesis adalah daun. Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil yang memberi warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas,
dimana fotosintesis berlangsung tepatnya pada bagian stroma. Meskipun seluruh
bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian
besar energi dihasilkan di daun. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis
dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu reaksi terang karena
memerlukan cahaya dan reaksi gelap tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida. Terdapat perbedaan morfologi daun yang berhubungan
dengan proses fotosintesis: ketebalan daun, kloroplas, anatomi daun, dan enzim
siklus Calvin. Perubahan ini di respon tumbuhan dengan laju fotosintesis turun,
berfotosintesis dengan laju tinggi walaupun dengan cahaya rendah, titik
kompensasi cahayanya sangat rendah sehingga pertumbuhannya sangat lambat
(Salisbury dan Rose, 1991).
Reaksi
terang menangkap energi surya dan menggunakannya untuk membuat ATP dan
mentransfer electron dari air ke NADP+, membentuk NADPH. Siklus Calvin
menggunakan ATP dan NADPH untuk menghasilkan gula dari karbondioksida. Energi
yang memasuki kloroplas sebagai cahaya matahari akan disimpan sebagai energy
kimia dalam senyawa organik. Gula yang dibuat dalam kloroplas menyuplai seluruh
tubuh tumbuhan dengan energy kimia dan rangka karbon untuk sitesis semua
molekul organik utama sel tumbuhan. Sekitar 50% materi organik yang dibuat
melalui fotosintesis dikonsumsi sebagai bahan bakar untuk respirasi seluler dalam
mitokondria sel tumbuhan. Terkadang sebgian produk fotosintesis hilang akibat
fotorespirasi (Campbell, 2010).
Pigmen
klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan dengan hijau (500-600
nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita
sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan
menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu.
Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Cahaya
matahari (radiasi surya) mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui tiga sifat
yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan lamanya
penyinaran (panjang hari). Pengaruh ketiga sifat cahaya tersebut terhadap
pertumbuhan tanaman adalah melalui pembentukan klorofil, pembukaan stomata,
pembentukan antocyanin (pigmen merah) perubahan suhu daun atau batang,
penyerapan hara, permeabilitas dinding sel, transpirasi dan gerakan protoplasma
(Hanum, 2008).
Faktor yang
mempengaruhi laju fotosintesis, yaitu:
1. Konsentrasi
karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida yang
rendah akan mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatanya sebanding dengan
konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida tersebut
naik, maka laju fotosintesis mencapai maksimum kira-kira pada konsentrasi 1%,
dan ketika berada pada persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada
kisaran lebar dari karbondioksida.
2. Intensitas
cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah,
maka akan menyebabkan perputaran gas pada proses fotosintesis lebih kecil
daripada proses respirasi. Pada keadaan ini titik kompensasi yaitu konsentrasi
karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi
seimbang, maka meningkatnya intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding
dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju
fotosintesis menurun, sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis
cenderung konstan.
3. Suhu
Laju fotosintesis pada tumbuhan
tropis meningkat dari suhu minimum 5°C sampai 35°C, di atas kisaran tersebut
laju fotosintesis akan menurun. Suhu di atas 35°C akan menyebabkan kerusakan
sementara atau permanen protoplasma yang mengkibatkan menurunnya kecepatan
fotosintesis, semakin tinggi suhu maka semakin cepat penurunan laju
fotosintesis (Handoko, 2013).
IV.
Metode
Pengamatan
4.1 Alat
dan Bahan
4.1.1 Alat
a. Gelas
piala ukuran 1000 ml berisi 300 ml air
b. Bunsen/
pemanas listrik
c. Silet
d. Penjepit
kertas/ isolasi
e. Gelas
piala ukuran 500 ml
f. Cawan
petri (diameter 9-10 cm)
g. Pipet
tetes
h. Pinset
i. Gunting
4.1.2 Bahan
a. Plastik
mika warna merah, kuning, jingga, hijau tua, biru, putih/bening, dan hitam
(kertas karbon)
b. Tumbuhan
jambu (Psidium guajava)
c. Tumbuhan
singkong (Manihot utillisima)
d. Alkohol
70%
e. Air
f. Larutan
iodin (betadine)
4.2 Prosedur
Kerja
4.2.1 Perlakuan
4.2.2 Uji
Kandungan Karbohidrat
V.
Hasil
Pengamatan
Kel.
|
Daun
|
Perlakuan
|
Hasil
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||
1
|
Jambu (Psidium guajava)
|
Merah
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
Kuning
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
||
Bening
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
||
Hijau Tua
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
||
Biru
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
||
Oranye
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
||
Karbon Hitam
|
Masih segar
|
Daun berwarna pucat, tidak
terdapat warna ungu kehitaman dan layu
|
||
2
|
Jambu (Psidium guajava)
|
Merah
|
Masih segar
|
Bercak coklat dibagian tengah
|
Kuning
|
Masih segar
|
Warna daun sebagian besar memudar
|
||
Bening
|
Masih segar
|
Warna daun memudar
|
||
Hijau Tua
|
Masih segar
|
Bercak coklat pada bagian tengah
tulang daun
|
||
Biru
|
Masih segar
|
Daun berwarna hijau muda
|
||
Oranye
|
Masih segar
|
Bercak coklat pada bagian tengah
dan samping
|
||
Karbon Hitam
|
Masih segar
|
Bercak coklat pada bagian tengah
|
||
3
|
Jambu (Psidium guajava)
|
Merah
|
Masih segar
|
Daun pudar
|
Kuning
|
Masih segar
|
Daun pudar
|
||
Bening
|
Masih segar
|
Daun pudar
|
||
Hijau Tua
|
Masih segar
|
Daun agak pudar
|
||
Biru
|
Masih segar
|
Daun agak pudar
|
||
Oranye
|
Masih segar
|
Daun agak pudar
|
||
Karbon Hitam
|
Masih segar
|
Daun agak pudar
|
||
4
|
Singkong (Manihot utillisima)
|
Merah
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
Kuning
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
||
Bening
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
||
Hijau Tua
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
||
Biru
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
||
Oranye
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
||
Karbon Hitam
|
Masih segar
|
Layu hijau kekuningan
|
||
5
|
Singkong (Manihot utillisima)
|
Merah
|
Masih segar
|
Berwarna hijau kekuningan
|
Kuning
|
Masih segar
|
Terdapat warna kuning
|
||
Bening
|
Masih segar
|
Berwarna hijau
|
||
Hijau Tua
|
Masih segar
|
Berwarna hijau kekuningan
|
||
Biru
|
Masih segar
|
Berwarna hijau kekuningan
|
||
Oranye
|
Masih segar
|
Berwarna hijau pudar
|
||
Karbon Hitam
|
Daun busuk
|
Rusak
|
||
6
|
Singkong (Manihot utillisima)
|
Merah
|
Masih segar
|
Berwarna hijau
|
Kuning
|
Masih segar
|
Terdapat warna kuning
|
||
Bening
|
Masih segar
|
Berwarna hijau
|
||
Hijau Tua
|
Masih segar
|
Berwarna hijau pudar
|
||
Biru
|
Masih segar
|
Berwarna hijau
|
||
Oranye
|
Masih segar
|
Berwarna hijau
|
||
Karbon Hitam
|
Masih segar
|
Berwarna ungu kehitaman
|
VI.
Pembahasan
Pada
praktikum ini melakukan percobaan fotosintesis tentang peranan gelombang cahaya
dalam fotosintesis, dan bertujuan untuk mengetahui peranan cahaya dalam
fotosintesis. Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu daun jambu biji (Psidium guajava) dan daun singkong (Manihot utillisima). Dalam proses
praktikum, langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan perlakuan terhadap daun
yang akan digunakan seminggu sebelum pelaksanaan praktikum dilaksanakan.
Perlakuan tersebut dilakukan dengan cara menyiapkan mika plastik dengan 7 warna
yang berbeda yaitu, merah, kuning, jingga, hijau tua, bitu, putih/bening, dan
hitam (kertas karbon). Lalu memotong mika plastik tersebut dengan ukuran 2,5 cm
x 5,0 cm. Kemudian memilih 7 daun jambu atau daun singkong yang berukuran sama
dan sehat untuk disesuaikan dengan warna mika. Selanjutnya menempelkan mika
plastik tersebut pada bagian tengah daun yang akan di uji. Menunggu pemberian
perlakuan tersebut selama satu minggu dan membiarkan daun-daun tersebut
melakukan proses fotosintesis seperti pada umumnya.
Selanjutnya
pada hari percobaan, mengambil daun yang telah ditempeli potongan plastik mika
dan membawa ke laboratorium. Jangan melepas plastik mika dari daun sampai daun
direbus dalam alkohol. Memberi tanda pada masing-masing daun untuk mencirikan
warna plastik mika yang ditempelkan pada daun, misalnya dengan memotong panjang
petiole, dan mencatat pada buku kerja. Lalu menggambar masing-masing daun
diatas kertas dan menentukan posisi plastik mika pembungkus daun. Kemudian
menyiapkan etanol mendidih dengan cara menempatkan gelas piala ukuran 1000 ml
yang telah berisi air 300 ml di atas pemanas listrik. Dengan hati-hati
menempatkan gelas piala ukuran 500 ml yang telah berisi 100 ml etanol 70% ke
dalam gelas piala 1000 ml tersebut. menyalakan pemanas listrik dan menunggu
hingga etanol mendidih. Jangan meletakkan gelas piala berisi etanol langsung
diatas pemanas listrik karena etanol mudah terbakar. Selanjutnya melepaskan
plastik mika tersebut dari masing-masing daun dengan menggunakan pinset dan
memasukkan tiap daun ke dalam etanol yang telah mendidih untuk mengekstrak
pigmen. Jika daun telah berwarna putih, mengangkat daun menggunakan pinset
dengan hati-hati. Meletakkan tiap daun pada cawan petri yang berbeda. Mencuci
daun dengan akuades dan menambahkan lebih banyak akuades sampai daun terendam.
Mematikan pemanas listrik. Kemudian meneteskan beberapa tetes larutan iodine
pekat ke dalam cawan petri yang telah berisi daun terendam air sampai air
menjadi berwarna merah. Selanjutnya membiarkan larutan iodine bereaksi dengan
pati dalam daun dan akan menghasilkan warna ungu kehitaman.
Hasil
yang didapatkan antara daun jambu biji (Psidium
guajava) dan daun singkong (Manihot
utillisima) pada kelompok 1 dan 6 memiliki perbedaan dari segi warna daun
yang terbentuk, yaitu pada daun jambu yang ditutupi ketujuh macam mika plastik
dengan warna yang berbeda semula segar dan berwarna hijau tua menjadi berwarna
pucat dan layu. Sedangkan pada daun singkong yang semula segar dan berwarna
hijau tua, pada daun yang ditutupi mika plastik warna merah menjadi berwarna
hijau lebih muda, pada daun yang ditutupi mika plastik warna kuning menjadi
berwarna hijau namun terdapat warna kuning, pada daun yang ditutupi mika
plastik warna jingga menjadi berwarna hijau lebih muda, pada daun yang ditutupi
mika plastik warna hijau tua menjadi berwarna hijau lebih muda, pada daun yang
ditutupi mika plastik warna biru menjadi berwarna hijau lebih muda, pada daun
yang ditutupi mika plastik warna bening menjadi berwarna hijau lebih muda, dan
pada daun yang ditutupi kertas karbon
menjadi berwarna ungu kehitaman. Pada kelompok 1 tidak ditemukan adanya
perubahan warna menjadi ungu kehitaman, hal ini dapat disimpulkan bahwa pada
kelompok 1 mengalami kegagalan. Terjadinya kegagalan tersebut dapat dipengaruhi
oleh kesalahan praktikan atau faktor lain.
Tumbuhan
melakukan proses fotosintesis bertujuan untuk mengubah zat-zat anorganik
menjadi zat organik yang dapat diserap dan diperlukan oleh tubuh tumbuhan
tersebut.
Tujuan
menutupi sebagian daun dengan mika plastik berbagai macam warna yaitu
memudahkan dalam pengamatan karena sesuai dengan tujuan praktikum ini yaitu
untuk mengamati peranan dari spektrum cahaya yang berbeda terhadap warna daun
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yang berhubungan pula dengan proses
fotosintesis. Menggunakan berbagai macam warna mika plastik ini bertujuan untuk
mengetahui warna yang paling efektif dan warna yang sangat tidak efektif dalam
proses fotosintesis, karena setiap warna memiliki panjang gelombang yang
berbeda-beda.
Dalam
proses pengamatan, dilakukan perebusan daun yang di uji dengan menggunakan
etanol, hal ini bertujuan untuk menghentikan proses enzimatis dan ekstraksi
pigmen pada daun sehingga yang tersisa pada daun merupakan hasil-hasil
metabolisme saja. Setelah dilakukan proses perebusan dalam etanol, selanjutnya mencelupkan
daun tersebut ke dalam metanol, pencelupan ini bertujuan agar tidak merusak sel
atau dinding sel karena etanol merupakan larutan alkohol yang kuat. Selanjutnya
yaitu dilakukan pencelupan daun ke dalam aquades, hal ini bertujuan untuk
netralisasi atau perbaikan kembali ke kondisi larutan semula karena aquades
merupakan pelarut baik yang polaritasnya tidak setinggi etanol maupun metanol.
Setelah pencelupan pada aquades tersebut, langkah selanjutnya yaitu mencelupkan
daun uji pada iodine, pencelupan terakhir ini bertujuan untuk mengetahui reaksi
daun uji terhadap iodine, jika terjadi perubahan warna menjadi ungu kehitaman,
maka hal tersebut menunjukkan adanya kandungan pati dalam daun karena telah
diketahui hasil dari proses fotosintesis yaitu menghasilkan glukosa.
Faktor yang
mempengaruhi laju fotosintesis, yaitu:
1. Konsentrasi
karbondioksida
Konsentrasi karbondioksida yang
rendah akan mempengaruhi laju fotosintesis hingga kecepatanya sebanding dengan
konsentrasi karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida tersebut
naik, maka laju fotosintesis mencapai maksimum kira-kira pada konsentrasi 1%,
dan ketika berada pada persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada
kisaran lebar dari karbondioksida.
2. Intensitas
cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah,
maka akan menyebabkan perputaran gas pada proses fotosintesis lebih kecil
daripada proses respirasi. Pada keadaan ini titik kompensasi yaitu konsentrasi
karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi
seimbang, maka meningkatnya intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding
dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan laju
fotosintesis menurun, sedangkan pada intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis
cenderung konstan.
3. Suhu
Laju fotosintesis pada tumbuhan
tropis meningkat dari suhu minimum 5°C sampai 35°C, di atas kisaran tersebut
laju fotosintesis akan menurun. Suhu di atas 35°C akan menyebabkan kerusakan
sementara atau permanen protoplasma yang mengkibatkan menurunnya kecepatan
fotosintesis, semakin tinggi suhu maka semakin cepat penurunan laju
fotosintesis (Handoko, 2013).
VII.
Kesimpulan
Panjang
gelombang cahaya yang diterima oleh tumbuhan dapat mempengaruhi proses
fotosintesis. Hal ini membuktikan bahwa cahaya dengan spektrum warna yang
paling berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah cahaya tampak yang
memiliki gelombang terpanjang dan terpendek.
VIII.
Saran
Pada
praktikum ini terjadi kegagalan hasil pada beberapa kelompok, kegagalan
tersebut dapat terjadi akibat kesalahan praktikan. Oleh karena itu, bagi
praktikan diharapkan lebih teliti saat melakukan percobaan agar dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan maupun kegagalan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A, dkk. 2010. Biologi Edisi kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Handoko, Pabib. 2013. Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak
Terhadap Laju
Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla verticillata.Jurnal FKIP Kediri.2013.
Hanum, Chairani. 2008. Teknik media tanam jilid 1. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman.
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Pertamawati. 2010. Pengaruh Fotosintesis Terhadap
Pertumbuhan Tanaman
Kentang (Solanum Tuberrosum) Dalam
Lingkungan Fotoautotrof Secara
In Vitro: Jurnal BPP Teknologi. April 2010.
Salisbury,
F.B. & C.W. Ross. 1995. Fisiologi
tumbuhan Jilid 3. Bandung: ITB.
Wahyu, I. K. 2015. Pertumbuhan Tanaman Krisan(Crhysantemum)
dengan
Berbagai Penambahan
Wrna Cahaya Lampu LED Selama 30 Hari pada
Fase Vegetatif. Jurnal
BETA, Vol 3 (2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar