PENGARUH PERLAKUAN FISIK (BERAT
BADAN, TINGGI BADAN, UMUR, DAN JENIS KELAMIN) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA
MANUSIA
Effect Of Physical Treatment (Weight, Height, Age, And Sex) Levels Of Hemoglobin (Hb) In Humans
Siti
Rosida, 140210103019, Fisiologi Hewan Kelas A
Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember
Abstrak
Sel
darah merah (eritrosit) mengandung suatu pigmen yang disebut hemoglobin (Hb).
Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein majemuk yang mengandung unsur non
protein yang disebut heme. Hemoglobin ini berfungsi untuk memberi warna pada
darah, selain itu hemoglobin juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran gas (oksigen
(O2) dengan karbondioksida (CO2)) di dalam
jaringan-jaringan tubuh. Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk
pemeriksaan kadar hemoglobin, diantaranya yaitu metode tallquist, sahli, kupersulfat
dan cyanmethemoglobine. Akan tetapi
metode yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu menggunakan metode Hb meter. Pemeriksaan
dengan menggunakan metode Hb meter ini sangat praktis dan hasil yang didapatkan
cepat dan mudah digunakan tanpa harus tenaga terlatih. Pada pengamatan ini
dapat diketahui bahwa kadar hemoglobin (Hb) pada masing-masing individu
berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu berat badan,
tinggi badan, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik individu pada saat melakukan
pengamatan kadar hemoglobin (Hb) tersebut.
Kata kunci: eritrosit, hemoglobin, hemometer
Abstract
Red blood cells (erythrocytes) contain a pigment called hemoglobin (Hb).
Hemoglobin (Hb) is a protein compound that contains an element of non protein
called heme. Hemoglobin is used to give color to the blood, besides hemoglobin
also serves as a regulator of the exchange of gases (oxygen (O2) and
carbon dioxide (CO2)) in the body tissues. There are many methods
that can be used for examination of hemoglobin levels, among which methods
tallquist, Sahli, kupersulfat and cyanmethemoglobine. But the method is
performed on these observations, namely using Hb meter. Examination using
hemoglobin meter method is very practical and the results obtained are quick
and easy to use without the need for trained personnel. In this observation it
can be seen that the levels of hemoglobin (Hb) on each individual is different,
this is caused by several factors, including weight, height, age, sex and
physical condition of the individual at the time of observation hemoglobin (Hb
) is.
Keywords: erythrocytes, hemoglobin, hemometer
PENDAHULUAN
Sel darah merah (eritrosit) hewan
vertebrata termasuk juga manusia mengandung suatu pigmen yang disebut
hemoglobin. Akan tetapi kadar hemoglobin ini berbeda-beda pada masing-masing
individu, hal tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor. Oleh karena itu,
praktikum ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin (Hb) dalam
sel darah merah (eritrosit) pada manusia.
METODE
PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan di
laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Jember pada tanggal 11 November 2016. Alat yang digunakan dalam praktikum ini
yaitu hemometer, pipet, dan batang pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu darah kapiler, aquades, dan 0.1 HCl. Praktikum ini dilakukan dalam
beberapa langkah yaitu, mengisi tabung pengencer hemometer dengan 0.1 HCl
sampai angka 2. Lalu menghisap darah kapiler dengan pipet Hb sampai angka 20
dan menghapus darah yang melekat pada ujung pipet. Sebelum darah menjedal,
segera memasukkan ke dalam tabung pengencer dengan cara memasukkan sedikit
ujung pipet ke dalam larutan 0.1 HCl. Kemudian menghisap HCl di dalam tabung ke
dalam pipet dan dikeluarkan lagi, perlakuan ini dilakukan sampai tiga kali.
Mendiamkan selama satu sampai tiga menit. Selanjutnya mengencerkan dengan
aquades setetes demi setetes dan mengaduk dengan batang pengaduk sampai
warnanya sesuai dengan standart. Kadar Hb pada tabung pengencer hemometer yang
terletak sesuai dengan tinggi permukaan larutan darah tersebut.
HASIL
PENELITIAN
No
|
Nama
|
Jenis kelamin
|
Tinggi badan (cm)
|
Berat badan (kg)
|
Umur
|
Kadar Hb (% gr)
|
Keterangan
|
1
|
Dzikry
|
P
|
149,5
|
45
|
20
|
12,8
|
Sehat, belum sarapan
|
2
|
Bagus
|
L
|
155,5
|
88
|
20
|
8
|
Kurang enak badan, belum sarapan
|
3
|
Evi
|
P
|
156,5
|
40
|
20
|
10
|
Sehat, belum sarapan
|
4
|
Rico
|
L
|
166
|
54
|
20
|
11,8
|
Sehat, belum sarapan
|
5
|
Rizki
|
L
|
159
|
46,5
|
21
|
10,8
|
Sehat, belum sarapan
|
6
|
Tanjung
|
P
|
160,5
|
52,5
|
21
|
6,7
|
Sedang menderita amandel
|
7
|
Fifah
|
P
|
137
|
48
|
20
|
18
|
Tidak sesuai dengan indikator
|
PEMBAHASAN
Bentuk sel darah berasal dari sel induk (Stem Cells) dalam sumsum tulang belakang serta memasuki aliran
darah guna memenuhi kebutuhan tertentu pada hewan. Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit merupakan
hemoglobin. Hemoglobin suatu molekul globulin dibentuk menjadi 4 sub unit. Pada
tiap sub unit mengandung
suatu gugusan heme yang dikonjungsi kesuatu peptida. Heme adalah suatu
turunan porifirin (merah) yang mengandung besi dan globin yang merupakan
protein globular yang terdiri dari 4 rantai asam amino. Fungsi hemoglobin dalam
eritrosit sebagai pengangkut gas, baik oksigen maupun karbondioksida (Ganong, 2001). [1]
Hemoglobin merupakan
suatu protein majemuk yang mengandung unsur non protein yang disebut heme dan
terdapat pada sel darah merah, serta memberi warna pada darah yang berfungsi
untuk mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringan-jaringan tubuh. Kadar hemoglobin merupakan kadar normal hemoglobin
pada darah yang telah ditentukan oleh Word
Health Organization (WHO) (Mustaqim, 2013). [2]
Pemeriksaan kadar
hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan darah yang dilakukan secara rutin
yang dibutuhkan untuk mendiagnosisi suatu penyakit. Kegunaan dari pemeriksaan
tersebut yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan kesehatan pada tubuh
manusia, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Terdapat
banyak metode yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, diantaranya
yaitu metode tallquist, sahli, kupersulfat dan cyanmethemoglobine. Baru-baru ini terdapat alat pemeriksaan kadar
hemoglobin yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan metode Hb meter.
Pemeriksaan dengan menggunakan metode Hb meter ini sangat praktis dan hasil
yang didapatkan cepet dan mudah digunakan tanpa harus tenaga terlatih. Akan
tetapi yang termasuk gold standart
dari beberapa metode tersebut yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin
adalah metode cyanmethemoglobine. Berdasarkan
hasil pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan metode Hb meter dengan
standarisasi metode cyanmethemoglobine yang
merupakan baku emas (gold standart)
untuk menentukan seseorang menderita anemia, nilai spesifisitas yang diperoleh
sebesar 64,61%, hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa metode Hb meter
memiliki spesifisitas yang kurang baik. Karena idealnya suatu alat uji yang
berfungsi sangat baik seharusnya mempunyai spesifisitas yang cukup tinggi yaitu
mendekati nilai 100% (Hidayat, 2015).
[3]
Hemoglobin mempunyai
kemampuan untuk berkombinasi dengan oksigen secara reversibel dengan mudah,
artinya hemoglobin mudah mengikat dan melepaskan oksigen. Kemampuan hemoglobin
berkombinasi dengan oksigen disebut afinitas oksigen hemoglobin. Setiap
kelompok heme dapat berkombinasi dengan satu molekul oksigen, dan setiap
molekul hemoglobin dapat berkombinasi dengan empat molekul oksigen. Jumlah
oksigen yang terikat pada hemoglobin dapat bervariasi tergantung pada tekanan
parsial oksigen (PO2). Bila semua kelompok heme pada hemoglobin
berkombinasi dengan molekul oksigen, maka dikatakan bahwa darah 100% jenuh
dengan oksigen. Dalam keadaan jenih ini kandungan oksigen darah sama dengan
kapasitas oksigennya. Jadi kapasitas oksigen adalah jumlah oksigen yang diikat
pigmen darah (hemoglobin), apabila darah dijenuhkan dengan oksigen (Soewolo,
2000). [4]
Gambaran paling penting
dari molekul hemoglobin aalah kemampuannya untuk dapat berikatan secara longgar
dan reversibel dengan oksigen. Fungsi utama hemoglobin dalam tubuh bergantung pada
kemampuannya untuk bergabung dengan oksigen dalam paru-paru dan kemudian
melepaskan oksigen dalam kapiler jaringan dimana tekanan gas oksigen jauh lebih
rendah daripada paru-paru (Guyton, 2000). [5]
Alat yang digunakan
pada pratikum ini yaitu hemometer, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mengetahui kadar Hb dalam darah. Pipet kapiler digunakan untuk menghisap darah
yang keluar lalu dimasukkan ke dalam tabung pengencer hemometer. Dan batang
pengaduk berfungsi untuk mengaduk darah dalam tabung pengencer yang berisi 0,1 HCl.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquades yang berfungsi sebagai larutan
pengencer, darah kapiler sebagai bahan yang di uji pada praktikum ini, serta
0,1 HCl berfungsi untuk melisiskan sel darah merah.
Tujuan menghisap HCl
dan mengeluarkannya pada praktikum ini yaitu untuk membuat darah tercampur
merata (homogen) dengan HCl yang telah berada di dalam tabung pengenceran.
Sedangkan tujuan perlakuan mendiamkan darah yang sudah diberi HCI selama tiga
menit di dalam tabung pengenceran, yaitu untuk menghemolisiskan semua eritrosit
yang tidak bernukleus sehingga hemoglobin
Hasil yang didapatkan
dalam praktikum ini yaitu, pada kelompok 1, probandus Dzikry (P), tinggi badan
149,5 cm, berat badan 45 kg, umur 20
tahun, memiliki kadar Hb 12,8 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum
ini yaitu sehat namun belum sarapan. Kelompok 2, probandus Bagus (L), tinggi
badan 155,5 cm, berat badan 88 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 8 gr%, dan
kondisi probandus pada saat praktikum yaitu sedang tidak enak badan dan masih
belum sarapan. Kelompok 3, probandus Rusmala (P), tinggi badan 156,5 cm, berat
badan 40 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 10 gr%, dan kondisi probandus
pada saat praktikum yaitu sehan namun belum sarapan. Kelompok 4, probandus Rico
(L), tinggi badan 166 cm, berat badan 54 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb
11,8 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu sehat namun belum
sarapan. Kelompok 5, probandus Rizky (L), tinggi badan 159 cm, berat badan 46,5
kg, umur 21 tahun, memiliki kadar Hb 10,8 gr%, dan kondisi probandus pada saat
praktikum yaitu sehat namun belum sarapan. Kelompok 6, probandus Tanjung (P),
tinggi badan 160,5 cm, berat badan 52,5 kg, umur 21 tahun, memiliki kadar Hb
6,7 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu belum sarapan dan
menderita radang amandel. Serta kelompok 7, probandus Riski Aulia (P), tinggi
badan 137 cm, berat badan 48 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 18 gr%, dan
kondisi darah probandus pada saat praktikum yaitu sangat merah, sehingga meski
ditambahkan aquadest berkali–kali warnanya tidak sesuai dengan indikator.
Pemeriksaan kadar
hemoglobin ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah. Nilai
normal kadar hemoglobin pada laki–laki sekitar 14-18 gr/dl, sedangkan wanita 12-16 gr/dl (Asmadi, 2008). [6]
Jadi dari hasil
pengamatan tersebut, kadar hemoglobin (Hb) yang sesuai dengan teori Asmadi
(2008) adalah Dzikry yaitu 12,8 gr% karena menurut teori tersebut kadar
hemoglobin perempuan berkisar antara 12-16 gr/dl. Selain itu, hasil kadar
hemoglobin masing-masing individu tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat
disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi individu tersebut, seperti
kondisi probandus yang rata-rata masih belum sarapan, atau sedang kurang enak
badan (sedang menderita suatu penyakit).
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kadar hemoglobin (Hb) pada
masing-masing individu berbeda-beda karena disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi, diantaranya yaitu berat badan, tinggi badan, umur dan jenis
kelamin.
Pada praktikum ini
terjadi kesulitan dalam mendapatkan darah pada beberapa probandus karena darah
yang keluar dari tubuh probandus sangat sedikit, sehingga dilakukan penyayatan
berkali-kali terhadap probandus tersebut. Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya
jika terjadi kesulitan seperti hal tersebut diharapkan untuk mengganti
probandus saja, agar lebih memudahkan proses praktikum sehingga waktu yang
digunakan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ganong, W.F. 2001. Fisiologi Kedokteran.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[2]
Mustaqim, Eko Yanuarto. 2013. Hubungan
Kadar Hemoglobin (Hb) Dengan Kebugaran
Jasmani Pada Siswa Ekstrakurikuler
Sepakbola Sma Negeri 1 Bangsal. Jurnal
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume
01 Nomor 03 Tahun 2013, 637 – 640.
[3] Hidayat, Noor. 2015. Validitas Pemeriksaan
Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode Hb
Meter Pada Remaja Putri di MAN Wonosari.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.9,
No.1.
[4] Soewolo. 2000. Pengantar
Fisiologi Hewan.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
[5] Guyton and Hall. 2000. Buku Ajar
Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
[6] Asmadi.
2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar