Selasa, 13 Desember 2016

PENGARUH PERLAKUAN FISIK (BERAT BADAN, TINGGI BADAN, UMUR, DAN JENIS KELAMIN) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MANUSIA



PENGARUH PERLAKUAN FISIK (BERAT BADAN, TINGGI BADAN, UMUR, DAN JENIS KELAMIN) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MANUSIA
Effect Of Physical Treatment (Weight, Height, Age, And Sex) Levels Of Hemoglobin (Hb) In Humans
Siti Rosida, 140210103019, Fisiologi Hewan Kelas A
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Abstrak
Sel darah merah (eritrosit) mengandung suatu pigmen yang disebut hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein majemuk yang mengandung unsur non protein yang disebut heme. Hemoglobin ini berfungsi untuk memberi warna pada darah, selain itu hemoglobin juga berfungsi sebagai pengatur pertukaran gas (oksigen (O2) dengan karbondioksida (CO2)) di dalam jaringan-jaringan tubuh. Terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, diantaranya yaitu metode tallquist, sahli, kupersulfat dan cyanmethemoglobine. Akan tetapi metode yang dilakukan pada pengamatan ini yaitu menggunakan metode Hb meter. Pemeriksaan dengan menggunakan metode Hb meter ini sangat praktis dan hasil yang didapatkan cepat dan mudah digunakan tanpa harus tenaga terlatih. Pada pengamatan ini dapat diketahui bahwa kadar hemoglobin (Hb) pada masing-masing individu berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu berat badan, tinggi badan, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik individu pada saat melakukan pengamatan kadar hemoglobin (Hb) tersebut.
Kata kunci: eritrosit, hemoglobin, hemometer
Abstract
Red blood cells (erythrocytes) contain a pigment called hemoglobin (Hb). Hemoglobin (Hb) is a protein compound that contains an element of non protein called heme. Hemoglobin is used to give color to the blood, besides hemoglobin also serves as a regulator of the exchange of gases (oxygen (O2) and carbon dioxide (CO2)) in the body tissues. There are many methods that can be used for examination of hemoglobin levels, among which methods tallquist, Sahli, kupersulfat and cyanmethemoglobine. But the method is performed on these observations, namely using Hb meter. Examination using hemoglobin meter method is very practical and the results obtained are quick and easy to use without the need for trained personnel. In this observation it can be seen that the levels of hemoglobin (Hb) on each individual is different, this is caused by several factors, including weight, height, age, sex and physical condition of the individual at the time of observation hemoglobin (Hb ) is.
Keywords: erythrocytes, hemoglobin, hemometer
 

PENDAHULUAN
Sel darah merah (eritrosit) hewan vertebrata termasuk juga manusia mengandung suatu pigmen yang disebut hemoglobin. Akan tetapi kadar hemoglobin ini berbeda-beda pada masing-masing individu, hal tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor. Oleh karena itu, praktikum ini dilakukan bertujuan untuk menentukan kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah (eritrosit) pada manusia.
METODE PENELITIAN
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember pada tanggal 11 November 2016. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu hemometer, pipet, dan batang pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu darah kapiler, aquades, dan 0.1 HCl. Praktikum ini dilakukan dalam beberapa langkah yaitu, mengisi tabung pengencer hemometer dengan 0.1 HCl sampai angka 2. Lalu menghisap darah kapiler dengan pipet Hb sampai angka 20 dan menghapus darah yang melekat pada ujung pipet. Sebelum darah menjedal, segera memasukkan ke dalam tabung pengencer dengan cara memasukkan sedikit ujung pipet ke dalam larutan 0.1 HCl. Kemudian menghisap HCl di dalam tabung ke dalam pipet dan dikeluarkan lagi, perlakuan ini dilakukan sampai tiga kali. Mendiamkan selama satu sampai tiga menit. Selanjutnya mengencerkan dengan aquades setetes demi setetes dan mengaduk dengan batang pengaduk sampai warnanya sesuai dengan standart. Kadar Hb pada tabung pengencer hemometer yang terletak sesuai dengan tinggi permukaan larutan darah tersebut.

HASIL PENELITIAN

No

Nama
Jenis kelamin
Tinggi badan (cm)
Berat badan (kg)

Umur
Kadar Hb (% gr)

Keterangan
1
Dzikry
P
149,5
45
20
12,8
Sehat, belum sarapan
2
Bagus
L
155,5
88
20
8
Kurang enak badan, belum sarapan
3
Evi
P
156,5
40
20
10
Sehat, belum sarapan
4
Rico
L
166
54
20
11,8
Sehat, belum sarapan
5
Rizki
L
159
46,5
21
10,8
Sehat, belum sarapan
6
Tanjung
P
160,5
52,5
21
6,7
Sedang menderita amandel
7
Fifah
P
137
48
20
18
Tidak sesuai dengan indikator


PEMBAHASAN
Bentuk sel darah berasal dari sel induk (Stem Cells) dalam sumsum tulang belakang serta memasuki aliran darah guna memenuhi kebutuhan tertentu pada hewan. Pigmen merah pembawa oksigen didalam eritrosit merupakan hemoglobin. Hemoglobin suatu molekul globulin dibentuk menjadi 4 sub unit. Pada tiap sub unit mengandung suatu gugusan  heme yang dikonjungsi kesuatu peptida. Heme adalah suatu turunan porifirin (merah) yang mengandung besi dan globin yang merupakan protein globular yang terdiri dari 4 rantai asam amino. Fungsi hemoglobin dalam eritrosit sebagai pengangkut gas, baik oksigen maupun karbondioksida (Ganong, 2001). [1]

Hemoglobin merupakan suatu protein majemuk yang mengandung unsur non protein yang disebut heme dan terdapat pada sel darah merah, serta memberi warna pada darah yang berfungsi untuk mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh. Kadar hemoglobin merupakan kadar normal hemoglobin pada darah yang telah ditentukan oleh Word Health Organization (WHO) (Mustaqim, 2013). [2]
Pemeriksaan kadar hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan darah yang dilakukan secara rutin yang dibutuhkan untuk mendiagnosisi suatu penyakit. Kegunaan dari pemeriksaan tersebut yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan kesehatan pada tubuh manusia, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia. Terdapat banyak metode yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, diantaranya yaitu metode tallquist, sahli, kupersulfat dan cyanmethemoglobine. Baru-baru ini terdapat alat pemeriksaan kadar hemoglobin yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan metode Hb meter. Pemeriksaan dengan menggunakan metode Hb meter ini sangat praktis dan hasil yang didapatkan cepet dan mudah digunakan tanpa harus tenaga terlatih. Akan tetapi yang termasuk gold standart dari beberapa metode tersebut yang digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin adalah metode cyanmethemoglobine. Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan metode Hb meter dengan standarisasi metode cyanmethemoglobine yang merupakan baku emas (gold standart) untuk menentukan seseorang menderita anemia, nilai spesifisitas yang diperoleh sebesar 64,61%, hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa metode Hb meter memiliki spesifisitas yang kurang baik. Karena idealnya suatu alat uji yang berfungsi sangat baik seharusnya mempunyai spesifisitas yang cukup tinggi yaitu mendekati nilai 100% (Hidayat, 2015). [3]
Hemoglobin mempunyai kemampuan untuk berkombinasi dengan oksigen secara reversibel dengan mudah, artinya hemoglobin mudah mengikat dan melepaskan oksigen. Kemampuan hemoglobin berkombinasi dengan oksigen disebut afinitas oksigen hemoglobin. Setiap kelompok heme dapat berkombinasi dengan satu molekul oksigen, dan setiap molekul hemoglobin dapat berkombinasi dengan empat molekul oksigen. Jumlah oksigen yang terikat pada hemoglobin dapat bervariasi tergantung pada tekanan parsial oksigen (PO2). Bila semua kelompok heme pada hemoglobin berkombinasi dengan molekul oksigen, maka dikatakan bahwa darah 100% jenuh dengan oksigen. Dalam keadaan jenih ini kandungan oksigen darah sama dengan kapasitas oksigennya. Jadi kapasitas oksigen adalah jumlah oksigen yang diikat pigmen darah (hemoglobin), apabila darah dijenuhkan dengan oksigen (Soewolo, 2000). [4]
Gambaran paling penting dari molekul hemoglobin aalah kemampuannya untuk dapat berikatan secara longgar dan reversibel dengan oksigen. Fungsi utama hemoglobin dalam tubuh bergantung pada kemampuannya untuk bergabung dengan oksigen dalam paru-paru dan kemudian melepaskan oksigen dalam kapiler jaringan dimana tekanan gas oksigen jauh lebih rendah daripada paru-paru (Guyton, 2000). [5]
Alat yang digunakan pada pratikum ini yaitu hemometer, berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mengetahui kadar Hb dalam darah. Pipet kapiler digunakan untuk menghisap darah yang keluar lalu dimasukkan ke dalam tabung pengencer hemometer. Dan batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk darah dalam tabung pengencer yang berisi 0,1 HCl. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquades yang berfungsi sebagai larutan pengencer, darah kapiler sebagai bahan yang di uji pada praktikum ini, serta 0,1 HCl berfungsi untuk melisiskan sel darah merah.
Tujuan menghisap HCl dan mengeluarkannya pada praktikum ini yaitu untuk membuat darah tercampur merata (homogen) dengan HCl yang telah berada di dalam tabung pengenceran. Sedangkan tujuan perlakuan mendiamkan darah yang sudah diberi HCI selama tiga menit di dalam tabung pengenceran, yaitu untuk menghemolisiskan semua eritrosit yang tidak bernukleus sehingga hemoglobin
Hasil yang didapatkan dalam praktikum ini yaitu, pada kelompok 1, probandus Dzikry (P), tinggi badan 149,5  cm, berat badan 45 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 12,8 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum ini yaitu sehat namun belum sarapan. Kelompok 2, probandus Bagus (L), tinggi badan 155,5 cm, berat badan 88 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 8 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu sedang tidak enak badan dan masih belum sarapan. Kelompok 3, probandus Rusmala (P), tinggi badan 156,5 cm, berat badan 40 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 10 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu sehan namun belum sarapan. Kelompok 4, probandus Rico (L), tinggi badan 166 cm, berat badan 54 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 11,8 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu sehat namun belum sarapan. Kelompok 5, probandus Rizky (L), tinggi badan 159 cm, berat badan 46,5 kg, umur 21 tahun, memiliki kadar Hb 10,8 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu sehat namun belum sarapan. Kelompok 6, probandus Tanjung (P), tinggi badan 160,5 cm, berat badan 52,5 kg, umur 21 tahun, memiliki kadar Hb 6,7 gr%, dan kondisi probandus pada saat praktikum yaitu belum sarapan dan menderita radang amandel. Serta kelompok 7, probandus Riski Aulia (P), tinggi badan 137 cm, berat badan 48 kg, umur 20 tahun, memiliki kadar Hb 18 gr%, dan kondisi darah probandus pada saat praktikum yaitu sangat merah, sehingga meski ditambahkan aquadest berkali–kali warnanya tidak sesuai dengan indikator.
Pemeriksaan kadar hemoglobin ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah. Nilai normal kadar hemoglobin pada laki–laki sekitar 14-18 gr/dl, sedangkan  wanita 12-16 gr/dl (Asmadi, 2008). [6]
Jadi dari hasil pengamatan tersebut, kadar hemoglobin (Hb) yang sesuai dengan teori Asmadi (2008) adalah Dzikry yaitu 12,8 gr% karena menurut teori tersebut kadar hemoglobin perempuan berkisar antara 12-16 gr/dl. Selain itu, hasil kadar hemoglobin masing-masing individu tidak sesuai dengan teori. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi individu tersebut, seperti kondisi probandus yang rata-rata masih belum sarapan, atau sedang kurang enak badan (sedang menderita suatu penyakit).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kadar hemoglobin (Hb) pada masing-masing individu berbeda-beda karena disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya yaitu berat badan, tinggi badan, umur dan jenis kelamin.
Pada praktikum ini terjadi kesulitan dalam mendapatkan darah pada beberapa probandus karena darah yang keluar dari tubuh probandus sangat sedikit, sehingga dilakukan penyayatan berkali-kali terhadap probandus tersebut. Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya jika terjadi kesulitan seperti hal tersebut diharapkan untuk mengganti probandus saja, agar lebih memudahkan proses praktikum sehingga waktu yang digunakan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ganong, W.F. 2001. Fisiologi Kedokteran.
      Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
[2] Mustaqim, Eko Yanuarto. 2013. Hubungan
   Kadar Hemoglobin (Hb) Dengan Kebugaran
   Jasmani Pada Siswa Ekstrakurikuler
      Sepakbola Sma Negeri 1 Bangsal. Jurnal
        Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume
      01 Nomor 03 Tahun 2013, 637 640.
[3] Hidayat, Noor. 2015. Validitas Pemeriksaan
      Kadar Hemoglobin Menggunakan Metode Hb
      Meter Pada Remaja Putri di MAN Wonosari.
      Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.9, No.1.
[4] Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan.
      Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
[5] Guyton and Hall. 2000. Buku Ajar Fisiologi
      Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
      EGC.
[6] Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
      Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar